Wanita memang makhluk yang gampang-gampang susah. Susah bagi yang belum memahami kodratnya, gampang bagi yang sudah memahami. Adanya wanita lah yang menyebabkan pria bisa mewujudkan kodratnya sebagai pemimpin, ya, harus melalui wanita. Keren kan? saat seorang wanita memutuskan membuka hati, menitipkan amanat cinta amanat raga amanat batin amanat diri nya kepada seorang pria untuk dibina menjadi suatu yang manfaat besar bersama, saat itulah pria sah sebagai pemimpin, dan mulai melakonkan kepemimpinannya. Bayangkan, dari bujangan berjuang untuk mendapatkan titipan amanat dari wanita saja sudah perjuangan, eh begitu wanita telah menitipkan dirinya pada kita bukannya selesai tuntas, malah masuk perjuangan tahap berikutnya yaitu membina wanita yang kodratnya memang harus dipimpin, diatur, dikendalikan, dikelola, dibina, dst. sampai pada tahap akhir dimana saatnya menghadap pada Tuhan sang maha Cinta, sang maha pemilik wanita itu sendiri, mempertanggung jawabkan kepemimpinan kita selama di dunia
Kodrat wanita memang serupa dengan kodrat bumi, yang maunya lepas melayang-layang tanpa aturan, sedangkan kodrat pria sebagai matahari harus bisa mengendalikan sehingga tarik-menarik itu menimbulkan keseimbangan yaitu berputarnya bumi mengelilingi matahari, disamping berputar pada porosnya - yang menyebabkan adanya kehidupan. Keseimbangan, keharmonisan, jalan tengah adalah suatu keadaan yang harus selalu bisa dikondisikan oleh sang pemimpin, sehingga bumi juga tidak bergeser keluar dari orbitnya, karena bisa chaos, begitupun tidak menekannya dengan kekuatan gaya tarik yang bisa menyebabkan bumi itu hancur. Dan tidak akan pernah terjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan suatu kondisi harmoni yang stabil, kodrat kepemimpinan seperti kodrat laut yang harus pasang surut, kalah-menang, damai-perang, dengan demikian proses perjuangan seorang pemimpin memang tidak akan pernah usai, tidak pernah ada LIBUR walau sedetikpun. Liburnya ya nanti saat pulang menghadap kepada NYA
"Wah kalau emang wanita itu rese seperti gitu, ane mending ga usah nikah lah bro, enak juga jadi bujangan". Boleh, tapi ya konsekwensinya anda dianggap GAGAL tidak pernah mewujudkan diri anda sebagai pemimpin, karena syarat pemimpin ya ada yang dipimpin, ibarat imam-makmum, presiden-rakyat, itulah sebabnya kodrat wanita ibarat sebuah umat manusia yang sedang vacum tanpa pemimpin, tanpa aturan, sudah biasa hidup tanpa aturan, yang mengatur adalah naluri kewanitaan nya, dan pria sebagai pemimpin datang untuk menata nya, membuat aturan agar teratur, mengendalikan, membina dan mengantarkannya kedepan pintu gerbang kemerdekaan yang berdaulat, adil dan makmur. Wanita adalah road of the champion, wanita adalah lorong kepemimpinan, yang tentu penuh dengan onak aral melintang dan adalah tugas anda untuk membenahi nya, dan anda kelak akan dinilai dari hasil kepemimpinan anda selama ini terhadap wanita. Jika rakyat sebuah negeri buruk, yakinlah pemimpinnya sangat buruk. Begitupun jika wanita bersifat buruk, maka yakinlah bahwa pemimpin si wanita itu lah yang buruk, bukan wanita nya. Selamanya wanita tidak bisa disalahkan, mereka menggelar jagad diri nya apa adanya, wanita susah untuk menutup-nutupi kekurangan dirinya, kodrat wanita sangat cenderung untuk menunjukan apa ada mereka.
Semoga kita dimudahkan untuk membina wanita kita, membuktikan kepiawaian kita sebagai pemimpin, sebagai rosul yang berhasil membina umat